Friday, January 17, 2014

KIMAAM Island (OC-275)


KIMAAM Island (OC-275)
W2FB Stephanus D J Busono

Indonesia, dengan jumlah pulau lebih dari 13.000 adalah kepulauan terbesar di dunia, sayangnya belum pernah terlaksana program penghargaan untuk pulau-pulau Indonesia sampai berapa saat sebelum ini. Di tahun 2012, ajang ‘Nusantara Indonesian Islands Award’ diluncurkan, ini menghasilkan munculnya banyak operasi dari area YB dan dari berbagai IOTA berbeda yang telah berhasil diaktivasi semenjak awal peluncuran program ini.

Sampai saat ini, dua IOTA baru telah berhasil diaktivasi: OC-275 dan OC-276. Berikut adalah wawancara dengan tiga operator yang berpartisipasi dalam aktivasi OC-275 yang terjadi tanggal 10-16 September 2013: Taufan, YB0AI; Budi, YF1AR, dan Lucky, YDR9QX.

Pelaksana wawancara ini adalah Dr. Stephanus J D Busono, W2FB. Beliau mendapatkan surat ijin beroperasi di tahun 1983 sebagai YD0DBH. Pada tahun 1984, beliau dan keluarga pindah ke California, Amerika Serikat. Semenjak itu beliau mendapatkan surat ijin beroperasi sebagai N2MAU, yang pada akhirnya diubah menjadi W2FB di tahun 2001. Beliau selalu aktif dalam pencarian pulau-pulau YB semenjak taun 1991. Bersama dengan Adhi, YB3MM, pada tahun 2012 mereka mendirikan Grup Pemburu Pulau Indonesia (Indonesian Islands Hunter Group), grup ini merupakan salah satu sponsor program Nusantara Award. Steve ialah sosok manajer QSL bagi Lucky, YD9RQX/P, selama operasi pulau Kimaam ini berlangsung.

W2FB: Bagaimana mula-mula ada ide untuk ke OC-275?
YB0AI: Waktu ngobrol-ngobrol di rumah dengan Budi, YF1AR, tercetus rencana kalau mau buka IOTA baru, cuma dimana karma ada 2 di call area 9, dan 3 di area 8. Mulai cari di google beberapa pulau/rumpun pulau yang sudah memiliki nomor IOTA. Tetapi belum di gunakan untuk memancar dari pulau tersebut. Setelah melihat lokasi melalui google maka di putuskan untuk pulau-pulau disekitar kota Merauke, karena di salah satu pulau bernama pulau Yos Sudarso cukup luas dan ternyata pulau ini mempunyai beberapa nama seperti “Dolok”, “Kemaam”, dll.
Disamping itu, pulau ini ada lapangan terbang dan biasa mendarat pesawat terbang perintis seperti maskapai merpati telah lebih dulu ada jadwal rutin 2 kali seminggu yaitu senin dan rabu. Penerbangan dari Merauka ke pulau Kemaam dengan pesawat terbang perintis di tempuh dalam waktu 45 menit. Maka kita putuskan untuk membuka IOTA baru di pulau Kemaam OC-275 south papua coastal island.

W2FB: Apa langkah pertama yang dilakukan? Merekrut operator? Apa bisa berbagi cerita sedikit mengenai rapat strategi/logistik di Jakarta?
YF1AR: Kejadian begitu cepat. Pertengahan bulan Agustus, YB0AI mematangkan persiapan OC-275 dengan syarat dana cair dari proyek YB0AI di Maluku awal bulan September. Ternyata akhir Agustus dana YB0AI sudah OK, sehingga kita berdua rapat dan langsung bikin pengumuman di seluruh dx-news. Karena mendadak, saya tidak ada persiapan dana tetapi YB0AI akang mengcover dulu dan akan digantikan dari donasi yang akan didapatkan nantinya. Kita hubungi YB3MM ternyata Adhi berhalangan. Tetapi mohon dicantumkan namanya sebagai anggota team buat membantu penggalangan dana. Kemudian juga YB8XM membantu dalam hal pemberitahuan kepada Lokal Merauke, Orda Papua, dan Orpus, sehingga kami cantumkan juga sebagai anggota walaupun dari awal tidak bisa gabung karena beliau membantu pelaksanaan Ujian Nasional AR di pulau Masohi, Maluku. Demikian juga putra daerah YB9WZJ dari Sorong; YC9XOZ dari Merauke, dan YD9RQX, Jayapura kami undang, walaupun akhirnya hanya YD9RQX yang bisa hadir. YB4IR gabung pada awal September, tetapi karena ada rapat mendadak di Jakarta, akhirnya batal juga tempat QRV alternatif 1. Bandara Kimaan karena area terbuka 2 mercusuar Kimaan karena dekat pantai 3 YC9YUZ di Kabonji, yang mana ternyata jauh lokasinya dari Kimaan.

W2FB: Setelah matang dan diumumkan bagaimana perjalanan ke Merauke dan dari sana bagaimana ke Kimaam? Apa ada yang menarik dalam perjalanan ke sana?
YB0AI: Dari Jakarta awalnya direct to Merauke via Makasar, tetapi dua hair sebelum keberangkatan kita rubah beli tiket via Jayapura baru ke Merauke dengan harapan akan ketemu YD0RQX/Lucky, kita tidak ketemu tetapi Lucky ada dalam pesawat Jayapura to Merauke yang kami naiki, kami ketemu setelah tiba dan turun dari pesawat di Merauke.
Sampai di Merauke kita hubungi contact person yang akan membelikan tiket Merauke to Kemaam, ternyata contact person kita minta bantuan Kapolsek Merauke untuk carikan tiket ke Kemaam, setelah tiket dapat sambil tunggu waktu kami ngobrol-ngobrol di cafeteria dan teman-teman dari Orari Lokal Merauke datang dan ketemu teman lama pak Sami, YB9XOS, yang ternyata Wakapolres Merauke. Marilah cerita macam-macam disitu. Penerbangan ke Kemaam dengan pesawat merpati dengan waktu tempuh 45 menit.
YF1AR: Perjalan ke MKQ dilakukan mendadak sekali, karena selama 2 minggu kami mencari tiket MKQ-KMM tidak dapat karena pesawat perintis terbatas sekali, hanya 16 bangku dengan penerbangan senin dan rabu. YB0AI dan YF1AR tiba di Merauke masih belum pegang tiket ke KMM tetapi YD9RQX mennjanjikan apabila hari minggu tanggal 8 tiba dan menghadap ke merpati diusahakan akan dibantu oleh kapolsek bandara atas perintah kapolres merauke yang mana sudah dihubungi YD9RQX terlebih dahulu. Akhirnya kami dapatkan 3 tiket.

W2FB: Setiba di Kimaam apa yang dilakukan? Bagaimana setup? Dimana tempat QRV?
YF1AR: Pada saat digedung merpati Merauke, kami bertemu tentara yang akan ke kota Kepi (pedalaman Papua). Ybs merujuk ke pos militer di Kimaan. Pada saat tiba di bandara KMM, kami sudah dijemput truk militer dan langsung menuju mercusuar jarak 10km dan pada pertengahan jalan kami mampir di pos militer. Ternyata kami bertemu dengan pak ADam pemilik warung/toko satu-satunya di mercusuar dan bersedia untuk kami tinggali. Begitu sampai lokasi, melihat tower 30m dan p Adam mempunyai 2 generator 10KW serta punya panjat tower dan ditempatkan di puncaknya. YD9RQX bawa dipole 40/80m langsung saya pasang pada ketinggian 20m karena terbatasnya kabel coaxial. yB0AI bawa 3 band lagi, dipasang pada dermaga, pada alat pengaduk semen. Yang ini dirubah tinggal menjadi 2 el 20m pada saat wae contest dan dipasang pada ketinggian 20 m.
YB0AI: Tiba di pulau Kemaam contact person kami sudah menjemput dengan mobil truck membawa kami dan semua peralatan ke posko Yaled, kebetulan DanPos sedang ke Merauka, setelah berbincang-bincang dengan mobil truck kami menuju pelabuhan kapal laut Kemaam karena disana ada menara mercusuar. Setelah kamis survey kondisi menara bagian bawah layak di tempati sebagai radio room dan menaranya sendiri dengan tinggi 30m dapat kami pasang antenna vertical di puncak nya menara tsb, karena kami mau memancar bersamaan di beberapa band, antena dipole 7mc dan 3.8mc kami pasang di tengah-tengah tinggi menara mercusuar tsb kira-kira pada 17m dan antena 3 band 14mc, 18mc, dan 24mc kami pasang berjauhan kira-kira 20m dari menara mercusuar, waktu merakit antena tsb di bantu oleh Lucky, YD9RQX, satu jam selesai dengan tinggi tiang antenna 4m.

W2FB: Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba hari H dan Jam J, CQ DX new IOTA OC-275, siapa yang mulai CQ pertama dan stn apa yang pertama wkd OC-275 dan di band apa?
YB0AI: Kami QRV pada tanggal 9 jam 12.01 UTC pada 15m dengan YF1AR memanggil CQ langsung HS0ZIV langsung menjawab dan saya mohon ybs untuk spotting di cluster. YB0AI QRV pada jam 16.03 UTC pada 20m memanggil CQ dan YB1/PD1SA langsung menjawab. YD9RQX ada masalah pada kabel coax padahal baru beli di Merauke, akhirnya pada tanggal 10 jam 8.41 UTC memanggil CQ pada 40m dan YC9XAV dari Jayapura langsung menjawab.

W2FB: Bagaimana propagasi di band 40, 20, 15, dan bagaimana pileupnya?
YB0AI: Propagasi hari pertama kami buka di band 21Mc dan 14Mc sangat baik dan di 7Mc cukup baik. Pada saat big..big..pileup saya di 14Mc awalnya tanpa split, karena kewalahan akhirnya saya buka CQ DX dengan split 5 to 10 up. Disini 1 menit dapat 3-4 station. Seru Budi gak kalah serunya kita berdua saling teriak memanggil station-station yang berkerumun memanggil-manggil YB0AI/9 maupun YF1AR/9. Gemetar jari-jari mengetik station yang berhasil saya dengar dan masukan di log. Saat seperti ini tidak ada duanya dengan penuh semangat dan kesenangan penuh saya menikmati pileup ini.
YD9RQX: Sebagai pemula saya sangat bersemangat untuk bisa beroperasi pileup pertama di hidup saya. Sayangnya, saya hanya bisa berpartisipasi untuk sementara dikarenakan adanya keadaan darurat di keluarga saya yang mengharuskan saya pulang ke Jayapura.

W2FB: Bagaimana pembagian jadwal operasi?
YB0AI: Jadwal operasi siang hari Budi, YF1AR, terus memanggil di 21Mc maupun 14.150Mc sesekali ke 28Mc, hanya saja di band ini kurang baik jadi perolehan QSO tidak begitu banyak. Malam hari di 18Mc dan 24Mc tanpa splits karena bisa di handle satu persatu, QSO tidak terlalu banyak propagasi cepat sekali menutup di band ini, pengguna band ini pun terbatas, band 7Mc lebih baik Oceania, Asia, Eropa, dan Amerika dapat pada band ini, band 3.7mc tidak banyak dapat sekitar asia dan oceania.

W2FB: Bagaimana logistik selama di Kimaam, listrik, genset vs PLN, tempat tidur, makan, mandi, dll?
YF1AR: Di dermaga, mimaan tidak ada listrik, kebetulan adam, keluarga yang kami tinggali punya 2 genset 210 KW yang menyala 24 jam bergantian. Kami tidur jika tidak ada propagasi, walaupun radio nyala 24 jam. Tidur kami di operating room dibawah menara mercusuar dengan sleeping bag. Makan pada hari 1 dan 2 disediakan oleh istri P Adam, tetapi karena hari rabu istrinya ke Merauke, jadi saya menjadi koki dadakan hanya bisa masak indomie dan goreng telor mata sapi. Pada hari terakhir, kami adakan perpisahan dengan P Adam dan warga setempat dengan bakar satay dan gulai dari daginng rusa. Aur tawar sangat susah, hanya buat minum, kami tidak mandi selama seminggu, kami tidak mandi selama seminggu, hanya sikat gigi tiap hari.
YB0AI: Selama di pulau Kemaam, tempat ber QSO di bawah menara mercusuar, makan hari pertama, kedua dan ketiga dari ibu haji yang masakkan, hari ke-4 dan seterusnya sampai hari ke-6, POP Mie rebus sendiri dan goreng telur + abon sapi. Biar itu-itu aja juga gak bosen. Karena makannya pas waktu lapar aja. Genset milik pak Adam yang punya rumah dekat menara mercusuar kami sewa 24 jam selama 6 hari, sempat rusak di hari ke-4 dan diperbaiki, jalan kembali, di lokasi ini tidak ada PLN. Tempat tidur di ruang bawah menara mercusuar di alas triplek dan dengan sleeping bed masing-masing gantian tidurnya, mandi 2 hari sekali, karena sulit air tawar disana.

W2FB: Hari terakhir, siapa QSO terakhir dan berapa total QSO?
YB0AI: Hari terakhir Budi, YF1AR QSO di 14mc, setelah digabung total QSO 5147.
YF1AR: Hari minggu tanggal 15 jam 16.14 UTC dengan M0NEX pada 20m band oleh YF1AR. Total QSO lebih kurang 5000 QSO, 150 DXCC, 6 benua pada band 10, 12, 15, 17, 20, 40, 80 mode phone semua, kecuali 30 dan 160 off karena morse.

W2FB: Lelah tapi senang dan puas saya rasa, apa kesan-kesan dari Oc-275 ini?
YB0AI: Buat saya pribadi semenjak pembukaan OC-275 di Kemaam, ada gairah kembali untuk DXing lagi dan contesting lagi (Ingin ngabung di YE2R di kota Grobogan untuk mengikuti contest CQWW 2013) setelah berhenti 5 tahun karena jenuh dan sudah dapat 5BDXCC. Karena selalu dengar noise untuk menyelesaikan phone DXCC di 80m band yang betul-betul melelahkan. Tetapi tidak dipungkiri amatir radio adalah hobby yang menyenangkan.
YF1AR: 1. New IOTA OC-275; 2.Lighthouse ARLHS IDO-148; 3. Pulau terluar- wawasan nusantara; 4. Hadiah ultah YBDXC ke-2.
YD9RQX: Saya berharap saya bisa lebih lama beroperasi tapi saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari tim OC-275. Ini merupakan pengalaman DXepedition pertama saya dan pastinya bukan yang terakhir.

W2FB: Taufan, Budi, and Lucky, mewakili Indonesians Islands Hunter Group dan komunitas IOTA, kami sangat merasa bersyukur dan berterima kasih atas kerja dan usaha dalam pengaktivasian OC-275. Semoga beruntung dengan aktivasi pulau selanjutnya.



No comments: